HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN DEPRESI (ANALISIS DATA IFLS-5)
Kata Kunci:
konsumsi makanan cepat saji, depresi, FFQ, CES-D, IFLSAbstrak
Depresi merupakan gangguan perasaan hati yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan semangat untuk hidup ataupun beraktivitas sehari-hari. Studi prevalensi menyatakan sekitar lebih dari 300 juta penduduk di seluruh dunia usia mengalami gejala depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji (fast food) terhadap depresi pada penduduk remaja, dewasa, dan lansia di Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam survei ini didasarkan pada skema pengambilan survei IFLS gelombang 1, yaitu teknik stratified random sampling yang dilakukan secara bertingkat berdasarkan provinsi dan wilayah perkotaan dan pedesaan. Sampel diambil secara acak pada skala rumah tangga. Terpilih 13 propinsi sebagai sampel yang merepresentasikan 83% dari total populasi serta mencerminkan keanekaragaman budaya serta sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Analisis data menggunakan korelasi bivariat Carl-Pearson. Sampel penelitian adalah penduduk Indonesia yang mengisi kuesioner pada Indonesia Family Life Survey (IFLS-5) yang berjumlah 31406 responden. Pengambilan data penelitian menggunakan FFQ dan CESD-10. CESD-10 memiliki nilai cronbach's alpha (á) sebesar 0.860 dengan 10 item yang valid dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) memiliki pengungkapan data yang faktual dengan 5 aitem.Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh koefisien korelasi (rxy) positif sebesar 0,095 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif yang signifikan antara konsumsi makanan cepat saji (fast food) terhadap gejala depresi.